[dentistry.unsoed.ac.id, Sen, 07/03/2018] Jurusan Kedokteran Gigi Universitas Jenderal Soedirman / UNSOED tahun ini berpartisipasi dalam Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 di Jakarta, Senin (05/3). Perwakilan dari Dosen Kedokteran Gigi UNSOED yaitu Dr. drg. A. Haris Budi Widodo, M.Kes., AP., SIP.,S.E, drg. Ali Taqwim, dan drg. Mahindra Awwaludin Romdlon.
Dr. drg. A. Haris Budi Widodo, M.Kes., AP., SIP.,S.E menyampaikan bahwa pada kesempatan tersebut delegasi dari Kedokteran Gigi UNSOED diberikan kepercayaan menjadi Pelatih (Fasilitator Nasional) Examinator Riskesdas Gigi dan Mulut. “Sebuah kesempatan yang luar biasa untuk perwakilan UNSOED menjadi bagian dari ukiran sejarah dalam pencarian data yang valid bagi permasalahan gigi dan mulut di Indonesia”, ungkapnya.
Riskesdas 2018 ini merupakan Riset Kesehatan berbasis komunitas berskala nasional sampai tingkat kabupaten/kota yang dilakukan setiap 5 (lima) sampai 6 (enam) tahun sekali. Riskesdas ini dilaksanakan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Badan Litbangkes) Kementerian Kesehatan RI dengan kerangka sampel yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Lima sampai enam tahun dianggap interval yang tepat untuk menilai perkembangan status kesehatan masyarakat, faktor risiko, dan perkembangan upaya pembangunan kesehatan. Keunggulan Riskesdas terletak pada jumlah sampel yang digunakan, yang tidak hanya mampu menggambarkan situasi di tingkat nasional dan provinsi, akan tetapi hampir seluruh variabel juga dapat menggambarkan situasi di tingkat kabupaten/kota. Riskesdas mengumpulkan data spesifik kesehatan. “Dalam Riskesdas dilakukan berbagai pengukuran dan pemeriksaan, seperti berat badan, tinggi/panjang badan, lingkar perut, lingkar lengan atas, tajam penglihatan, kesehatan gigi, tekanan darah, haemoglobin, gula darah, pengambilan spesimen darah dan urin untuk parameter terkait dengan faktor risiko penyakit dan Status Kesehatan Gigi dan Mulut”, urainya.
Kegiatan Ini merupakan program Kemenkes yang sangat penting bagi dokter gigi, karena sudah beberapa tahun Indonesia tidak mempunyai data valid tentang permasalahan gigi dan mulut. Dengan masuknya permasalahan bidang gigi dan mulut di Riskesdas dapat memberikan efek positif bagi dokter gigi. Eksistensi dokter gigi semakin nyata dan data penelitian terbesar di Indonesia di bidang gigi dan mulut dapat diperoleh dengan data yang valid. Pada tanggal 5 sampai 8 Maret 2018 dilaksanakan pelatihan examinator kepada perwakilan dokter gigi di tiap kabupaten yang menjadi blok sensus. Pelatihan dilaksanakan di Jakarta dan kota-kota lain sesuai dengan kebutuhan di setiap provinsi.
Kedokteran Gigi Unsoed, Maju Terus Pantang Mundur, Tak Kenal Menyerah! (Endg/Fy)